The top 5 causes of death among Kenyan men

Revealed: The top 5 causes of death among Kenyan men

Seperti banyak negara berkembang lainnya, Kenya menghadapi tantangan kesehatan yang signifikan, dengan beban penyakit yang tinggi dan sistem perawatan kesehatan yang relatif kekurangan dana dan staf. Pada artikel ini, kami akan membahas penyebab utama kematian pria Kenya, termasuk HIV/AIDS, infeksi saluran pernapasan dan TBC, penyakit jantung, infeksi enterik, dan penyakit pencernaan.

HIV/AIDS

HIV/AIDS adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan pria Kenya, dengan 99,09 kematian per 100.000 penduduk. Menurut UNAIDS, Kenya memiliki salah satu tingkat prevalensi HIV tertinggi di Afrika Timur dan Selatan, dengan perkiraan 1,6 juta orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2019. HIV secara tidak proporsional memengaruhi populasi kunci di Kenya, seperti pria yang berhubungan seks dengan pria dan orang yang menyuntikkan narkoba, serta wanita dan gadis muda.

Pemerintah Kenya telah melakukan upaya signifikan untuk mengatasi epidemi HIV, termasuk memberikan terapi antiretroviral kepada lebih dari 1 juta orang yang hidup dengan HIV dan menerapkan program pencegahan seperti pembagian kondom dan sunat laki-laki medis sukarela. Namun, masih terdapat kesenjangan yang signifikan dalam cakupan dan akses layanan HIV, terutama di daerah pedesaan.

TBC

Penyebab utama kematian lainnya di kalangan pria Kenya adalah infeksi saluran pernapasan dan TBC, dengan 92,68 kematian per 100.000 penduduk. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kenya memiliki salah satu beban TB tertinggi di dunia, dengan perkiraan 208.000 kasus TB pada tahun 2019. TB secara tidak proporsional memengaruhi populasi yang terpinggirkan di Kenya, seperti orang yang hidup dalam kemiskinan, orang dengan HIV , dan orang-orang dalam kondisi penuh sesak.

Pemerintah Kenya telah menerapkan beberapa program untuk mengatasi TB, termasuk perluasan layanan diagnostik dan pengobatan TB serta pengenalan obat TB baru. Namun, TB tetap menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang signifikan di Kenya karena faktor-faktor seperti kurangnya kesadaran tentang penyakit ini dan akses kesehatan yang buruk.

Penyakit jantung

Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian lainnya di kalangan pria Kenya, dengan 82,77 kematian per 100.000 penduduk. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, penyakit jantung dan stroke adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, dan situasi di Kenya tidak jauh berbeda. Faktor risiko penyakit jantung di Kenya termasuk penggunaan tembakau, diet tidak sehat, aktivitas fisik, dan tekanan darah tinggi.

Negara bagian telah menerapkan beberapa program untuk mengatasi penyakit jantung, termasuk kampanye kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini dan mempromosikan gaya hidup sehat, serta program skrining dan pengobatan untuk hipertensi dan diabetes, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.

Kondisi pencernaan

Penyebab utama kematian lainnya di antara pria Kenya termasuk infeksi usus, dengan 53 kematian per 100.000 penduduk, dan penyakit pencernaan, dengan 52,7 kematian per 100.000 penduduk. Infeksi enterik seperti diare dan disentri umum terjadi di Kenya, khususnya di kalangan anak kecil dan orang yang hidup dalam kemiskinan. Infeksi ini disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk bakteri, virus, dan parasit, dan sering dikaitkan dengan sanitasi dan kebersihan yang buruk. Penyakit pencernaan seperti sirosis dan kanker hati juga umum terjadi di Kenya dan sering dikaitkan dengan konsumsi alkohol berlebihan serta infeksi hepatitis B dan C.

Kesimpulannya, Kenya menghadapi tantangan kesehatan yang signifikan, dengan beban penyakit yang tinggi dan sistem perawatan kesehatan yang relatif kekurangan dana dan staf. Penyebab utama kematian di kalangan pria Kenya adalah HIV/AIDS, infeksi pernapasan dan TBC, penyakit jantung, infeksi usus, dan penyakit pencernaan. Mengatasi tantangan kesehatan ini akan membutuhkan pendekatan multifaset yang mencakup penguatan sistem perawatan kesehatan, peningkatan akses ke obat-obatan dan teknologi penting, dan mempromosikan perilaku dan gaya hidup sehat.

Navigasi pos

Author: Nicholas Brooks